Latest News

GUNUNG KERINCI



GUNUNG KERINCI






GUNUNG KERINCI
Secara geografis gunung ini terletak pada 1°41'50"LS dan 101°15'52"BT dan secara administrasi gunung ini terletak pada Kabupaten Kerinci, Propinsi Jambi, dan Kabupaten Solok, Propinsi Sumatera Barat. Gunung Kerinci memiliki ketinggian 3805 m dpl


Cara Mencapai Puncak
a. Padang - Muaralabuh -Kayuaro,
b. Padang - Sungaipenuh - Kayuaro dan
c. Bangko - Sungaipenuh - Kayuaro.
Untuk mencapai puncak cukup sulit karena merupakan daerah kawasan hutan cagar alam dan perkebunan teh. Pendakian dapat dilakukan lewat Lubuk Gadang di lembah Liki, mengikuti dasar sungai Timbulun, namun memerlukan waktu cukup lama yaitu selama tujuh hari pp. Selain itu terdapat jalur lain dari Kayuaro melewati pesanggrahan dengan kendaraan roda dua, kemudian berjalan kaki sampai di puncak selama 3 hari pulang pergi.
Inventarisasi Sumberdaya Gunungapi
Hasil erupsi G. Kerinci banyak menghasilkan batuan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan bangunan, sebagai bahan material dasar untuk pembangunan gedung, jalan raya dan lainya. Selain itu dengan dipeliharanya hutan lindung G. Kerinci, merupakan tempat tersimpannya cadangan air tanah untuk irigasi, air minum di kota dan desa, serta beberapa mataair panas sebagai sumber mineral untuk kesehatan.
WISATA
G. Kerinci dengan pemandangan yang indah sebagaimana layaknya sebuah gunungapi, dapat dijadikan objek tujuan wisata, di sekitar G. Kerinci terdapat perkebunan teh, mata air panas (di desa Semurup, Sungaipenuh), air terjun serta kawasan hutan lindung dan banyak tempat lainnya, untuk tujuan wisata. Dengan banyaknya flora dan fauna dapat pula dijadikan kawasan wisata, sebagai taman safari, kawasan wisata berburu, dalam waktu-waktu tertentu, untuk membatasi jumlah fauna (misalnya), masyarakat suku anak dalam dan suku-suku disekitar G. Kerinci yang mempunyai adat istiadat dan budaya menarik untuk tujuan wisata. Selain itu G. Kerinci yang besar dan tinggi yang mencapai ketinggian puncaknya 3805 m dpl. banyak menarik minat para pendaki gunung sebagai tujuan wisata pencinta alam, terutama anak-anak SMU dan Mahasiswa.
Karaker Letusan
G. Kerinci yang berbentuk strato vulkano, mempunyai karakter letusan bersifat eksplosif, diselingi dengan adanya aliran-aliran lava. Data geologi umumnya didominasi oleh aliran - aliran lava.
Karakter letusan G. Kerinci saat ini adalah letusan bertipe vulkano lemah yang hanya mengeluarkan material abu letusan, tidak ada data aliran lava yang tercatat sebagaimana tertera dalam sejarah letusannya.
GEOLOGI 
Morfologi
Satuan morfologi daerah G. Kerinci dapat dibagi menjadi :
1. Satuan Morfologi Perbukitan
Satuan morfologi ini menempati bagian daerah kaki gunungapi bagian selatan, berupa perbukitan yang bergelombang. Daerah ini tertutupi seluruhnya oleh batuan piroklastika jatuhan dan merupakan dasar graben volcano tektonik yang tertimbun hasil kegiatan letusan G. Kerinci (Djoharman1972). Sungai yang mengalir di daerah ini adalah S. Sangir, S. Air Putih, merupakan batas sebelah timur ; S. Aro, S. Padi, S. Panjang, S. Timbulun, Belandir di bagian utara dan di bagian selatan terdiri dari S. Kering, S. Kersik Tuo S. Deras Kanan dan S. Siulak Deras Kiri dan di bagian barat dibatasi oleh S. Lembar - Siulak Deras Kiri.
2. Satuan morfologi perbukitan tua
Satuan morfologi ini menempati bagian sebelah timur dan barat G. Kerinci. Bentuk lereng dari satuan ini sangat terjal (hampir tegak) membentuk suatu dinding yang sangat curam. Satuan morfologi ini merupakan bagian naik dari sistem sesar sumatera (horst) yang memanjang dari utara ke selatan. Puncak yang terdapat dalam satuan perbkitan tua bagian timur terdiri dari Bukit Ulu Batang Tandai (943 m); G. Selasi (2391 m); G. Mandurai Besar (2481 m), titik ketinggian tanpa nama dalam peta topografi (1956 m) ; (1574 m) dan G. Songka (1914 m). Puncak-punak yang terdapat dalam satuan morfologi perbukitan tua bagian barat terdiri dari Bukit Putus (893 m); Bukit Liki (1045,8 m); G. Hulu Sungai Kapur; G. Terembun (2577) m) dan G. Lintang (2218 m). Batuan penyusun satuan morfologi ini terdiri dari aliran lava dan piroklastika.
3. Satuan morfologi tubuh gunungapi
Menurut Van Bemmelen (1949) Gunungapi ini muncul di dalam suatu struktur graben yang merupakan bagian dari sesar Sumatera, Djoharman (1972) menyatakan bahwa tubuh gunungapi ini muncul di dasar suatu graben vulkano tektonik tegak lurus pada garis tektonik Bukit Barisan yang mengalami penurunan waktu patahan besar itu terjadi . Bagian puncak terdiri dari G. Merapi (3655 m), G. Elok (3649 m), bentuk ini mirip dengan bekas kawah lama ataupun sisa pematang lava. Puncak lereng sebelah baratdaya (3805 m) yang biasa disebet sebagai Pesanggrahan Pondok Bunga merupakan pinggiran kawah tertinggi dari kawah giat sekarang. Yang terendah dan paling luas dari kawah terletak sebelah tenggara dengan ketinggian 3620 meter, makin ke utara terdapat tonjolan-tonjolan kecil dengan ketinggian 3624 meter. Lereng sebelah barat laut jauh lebih sempit dengan ketinggian 3669 meter.
Stratigrafi
Stratigrafi batuan yang terdapat di sekitar G. Kerinci tersusun dari tua ke muda sebagai berikut:
1.      Batuan yang berumur Paleozoikum - Mesozoikum terdapat di bagian utara komplek G. Kerinci, dengan dicirikan oleh bentuk morfologi yang kasar dan lembah-lembah yang dalam akibat erosi yang sangat berlanjut, tersusun oleh batuan sedimen dan metamorfosa dan intrusi batuan Granit. 
2.      Batuan berumur tersier, tersebar memanjang di sebelah barat dan timur dan selatan dengan arah umum barat daya timurlaut. Batuan ini tersusun dari batuan sedimen (batu pasir, lanau, tufa, batu gamping), yang tersebar di bagian selatan G. Kerinci. Batuan vulkanik tua yang tidak diketahui sumber asalnya tersebar di bagian barat dan timur G. Kerinci. Batuan Vulkanik tua ini terdiri dari Batuan Vulkanik Danau Tujuh dan Batuan Vulkanik Patah Sembilan. 
3.      Batuan Vulkanik G. Kerinci yang tersusun dari batuan Lava, piroklastik jatuhan, piroklastik aliran dan lahar. Satuan batuan ini terdiri dari beberapa kelompok batuan yang diuraiakan berdasarkan urutan stratigrafinya terbagi menjadi beberapa kelompok (dapat di lihat dalam peta Geologi G. Kerinci, disusun oleh M.S. Santoso dkk).
Batuan Vulkanik Kerinci
Penyebaran satuan ini dominannya berarah utara - selatan, sedangkan penyebaran kearah timur dan barat terhalang oleh Gunung Tujuh dan gunung Patah Sembilan.
Litologinya terdiri dari lava, aliran piroklastik, jatuhan piroklastik, lahar dan endapan permukaan.
Morfologinya membentuk kerucut muda Kerinci dan kerucut parasit yang umumnya terdapat disekitar tubuh kerinci muda, seperti gunung Labuh, Mageger, Buntak dan lain-lainnya.
Berdasarkan data geologi tersebut maka letusan G. Kerinci menghasilkan batuan piroklastik dan lava, menunjukan pernah terjadi letusan yang cukup besar untuk menghasilkan endapan piroklastik dan lava-lava tersebut, sehinga membentuk kerucut raksasa gunungapi yang puncaknya mencapai 3805 m diatas muka laut.
MITIGASI BENCANA
Usaha yang telah dilakukan dalam mitigasi bencana gunungapi adalah melakukan pemantauan secara rutin dan menerus baik secara visual maupun instrumental dari pos PGA G. Kerinci di Kersik Tuo

0 Response to "GUNUNG KERINCI"